Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya.
Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri.Karena
manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan
pemikiran dan perasaanya. Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali
melalui medium kehidupan sosial.
Manusia sebagai Makhluk Sosial Manusia sejak lahir sampai mati
selalu hidup dalam masyarakat, tidak mungkin manusia di luar masyarakat.
Aristoteles mengatakan: bahwa makhluk hidup yang tidak hidup dalam masyarakat
ialah sebagai seorang malaikat atau seorang hewan.
Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan lepas dari yang
namanya bersosialisasi didalam kehidupan sehari-hari. Sosialisasi bekaitan erat
dengan kepribadian. Hal ini karena kepribadian terbentuk sebagai hasil
sosialisasi individu terhadap apa yang ada disekelilingnya seperti nilai,
norma, kebiasaan, adat-istiadat kebudayaan.
Interaksi sosial merupakan faktor utama dalam kehidupan sosial.
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut
hubungan timbal balik antarindividu, antarkelompok manusia, maupun antara orang
dengan kelompok manusia. Bentuk interaksi sosial adalah akomodasi, kerja sama,
persaingan, dan pertikaian.
Apabila dua orang atau lebih bertemu akan terjadi interaksi
sosial. Interaksi sosial tersebut bisa dalam situasi persahabatan ataupun
permusuhan, bsia dengan tutur kata, jabat tangan, bahasa dahsyat, atau tanpa
kontak fisik. Bahkan, hanya dengan bau keringat sudah terjadiinteraksi sosial
karena telah mengubah perasaan atau saraf orang yang bersangkutan untuk
menentukan tindakan. Interaksi sosial hanya dapat berlangsung antara
pihak-pihak apabila terjadi reaksi dari kedua belah pihak. Interaksi sosial
tidak mungkin terjadi apabila manusia mengadakan hubungan yang langsung dengan
sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadp sistem sarafnya sebagai
akibat hubungan yang di maksud
Ciri-ciri interaksi sosial adalah sebagai berikut.:
- Pelakunya
lebih dari satu orang
- Adanya
komunikasi antar pelaku melalui kontak sosial
- Mempunyai
maksud dan tujuan, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebiut
dengan yang diperkirakan pelaku
- .Ada dimensi
waktu yang akan menentukan sikap aksi yang sedang berlangsung
Syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya kontak sosial
(social contact) dan komunikasi. Kontak sosial berasal dari kata con atau cun
yang artinya bersama-sama, dan tango yang artinya menyentuh. Namun, kontak
sosial tidak hanya secara harfiah bersentuhan badan, tetapi bisa lewat bicara,
melalui telepon, telegram, surat radio, dan sebagainya.
Kontak dapat bersifat primer dan sekunder. Kontak primer terjadi
apabila ada kontak langsung dengan cara berbicara, jabat tangan, tersenyum, dan
sebagainya. Kontak sekunder terjadi dengan perantara. Kontak sekunder langsung,
misalnya melalui telepon, radio, TV, dan sebagainya.
Kontak sosial dapat terjadi dalam tiga bentuk, yaitu
1. Kontak antar individu, misalnya seorang siswa baru
mempelajari tata tertib dan budaya sekolah
2. Kontak antarindividu, dengan suatu kelompok, misalnya seorang
guru mengajar di suatu kelas tentang suatu poko bahasan.
3. Kontak antarkelompok dengan kelompok lain, misalnya class
meeting antarkelas.
memenuhi kebutuhan interaksi sosial.
UNSUR UNSUR SOSIAL DALAM SOSIALISASI
Unsur-unsur
sosial dalam sosialisasi memiliki Unsur yang terdiri dari :-Individu,Keluarga,Masyarakat,Lingkungan,
dan Organisasi
- Individu
Individu berasal
dari kata latin, “individuum” yang artinya tak terbagi. Kata
individu merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang
paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai
keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas
yaitu sebagai manusia perseorangan, demikian pendapat Dr. A. Lysen.
Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri.
Individu sebagai mahkluk ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh
kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.
1. Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara
individu yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama
2. Rasa, merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari
benda-benda isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan
3. Rasio atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk
mengembangkan diri, mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap
manusia dan merupakan alat untuk mencerna apa yang diterima oleh panca indera.
4. Rukun atau pergaulan hidup, merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan
hidup berdampingan satu sama lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi.
Rukun inilah yang dapat membantu manusia untuk membentuk suatu kelompok social
yang sering disebut masyarakat
- Keluarga
Menurut Sigmund
Freud keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita.
Lain halnya Adler berpendapat bahwa mahligai keluarga itu dibangun berdasarkan
pada hasrat atau nafsu berkuasa.
Durkheim berpendapat
bahwa keluarga adalah lembaga sosial sebagai hasil faktor-faktor politik ,
ekonomi dan keluarga.
Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pendidikan berpendapat bahwa keluarga adalah
kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan
merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki,
esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itub untuk
memuliakan masing-masing anggotanya.
- Masyarakat
Masyarakat merupakan
salah satu satuan sosial sistem sosial, atau kesatuan hidup manusia. Istilah
inggrisnya adalah society , sedangkan masyarakat itu sendiri
berasal dari bahasa Arab Syakara yang berarti ikut serta atau partisipasi,
kata Arab masyarakat berarti saling bergaul yang istilah ilmiahnya berinteraksi.
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan,
norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya.
Faktor-faktor manusia
berinteraksi
Faktor-faktor penyebab manusia melakukan interaksi social diantaranya:
a.
Faktor imitasi, imitasi
merupakan dorongan untuk meniru orang lain.
Menurut Tarde
faktor imitasi ini merupakan satu-satunya faktor yang mendasari atau melandasi
interaksi sosial. Seperti yang dikemukakan oleh Gerungan (1966:36). Imitasi
tidak berlangsung secara otomatis melainkan dipengaruhi oleh sikap menerima dan
mengagumi terhadap apa yang diimitasi. Untuk mengadakan imitasi atau meniru ada
faktor psikologis lain yang berperan. Dengan kata lain imitasi tidak
berlangsung secara otomatis, tetapi ada faktor lain yang ikut berperan,
sehingga seseorang mengadakan imitasi. Bagaimana orang dapat mengimitasi
sesuatu kalu orang yang bersangkutan tidak mempunyai sikap menerima terhadap
apa yang diimitasi itu. Dengan demikian untuk mengimitasi sesuatu perlu adanya
sikap menerima, ada sikap mengagumi terhadap apa yang diimitasi itu, karena itu
imitasi tidak berlangsung dengan sendirinya. Contoh dari imitasi adalah bahasa;
anak belajar berbahasa melalui peniruan terhadap orang lain selain itu
mode-mode yang melanda masyarakat berkembang karena faktor imitasi.
b.
Faktor sugesti, adalah
pengaruh psikis yang diterima tanpa adanya kritik
Yang dimaksud
dengan sugesti ialah pengaruh psikis, baik yang datang dari diri sendiri,
maupun yang datang dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya
kritik dari individu yang bersangkutan. Karena itu segesti dapat dibedakan (1)
auto sugesti, yaitu sugesti terhadap diri sendiri, sugesti yang datang dari
dalam diri individu yang bersangkutan, dan (2) hetero sugesti, yaitu sugesti
yang datang dari orang lain. Imitasi dan sugesti peranannya dalam interaksi
hampir sama besarnya, namun berbeda. Dalam imitasi, orang yang mengimitasi
keadaannya aktif sebaliknya dengan yang diimitasi dalam keadaan pasif.
Sedangkan dalam sugesti orang dengan sengaja dan aktif memberikan pandangan,
norma dan sebagainya agar orang lain menerima.
Terjadinya proses
sugesti mengikuti dalil sebagai berikut :
• Sugesti
akan mudah diterima orang lain, bila daya kritisnya dihambat. Orang yang kemampuan berpikirnya
kurang atau kurang kritis akan mudah dipengaruhi. Daya kritis tersebut akan
terhambat bila orang terkena stimulus yang bersifat emosional. Atau dalam
keadaan fisik dan jiwa yang lelah. Misal orang yang telah berjam-jam rapat, ia
sudah lelah baik fisik maupun psikologis , adanya keenganan untuk berfikir
secara berat, sehingga biasanya dalam keadaan yang demikian orang akan mudah
menerima pendapat, pandangan dari pihak lain, atau dengan kata lain orang yang
bersangkutan akan mudah menerima sugesti dari pihak lain.
• Sugesti
akan mudah diterima orang lain, bila kemampuan berpikirnya terpecah belah
(dissosiasi).Orang mengalami dissosiasi
bila orang itu dalam keadaan kebingungan sehingga mudah menerima pengaruh orang
lain. Secara psikologis orang yang dalam keadaan bingung berusaha mencari
penyelesaian karena jiwanya tidak tenteram sehingga mudah dipengaruhi oleh
pihak lain.
• Sugesti
akan mudah diterima orang lain, bila materinya mendapat dukungan orang banyak
(sugesti mayoritas). Dalam dalil ini orang akan mudah
menrima pandangan, nporma, pendapat dan sebagainya bila hal tersebut telah
mendapatkan dukungan mayoritas.
• Sugesti
akan mudah diterima orang lain, bila yang memberikan materi adalah orang yang
memiliki otoritas. Walau materi yang diberikan sama tetapi kalau yang
memberikan berbeda maka akan terdapat pula perbedaan dalam penerimaan. Orang
yang memiliki otoritas akan cenderung mudah diterima karena tingkat kepercayaan
yang tinggi
• Sugesti
akan mudah diterima orang lain, bila pada orang yang bersangkutan telah ada
pendapat yang mendahului yang searah. Bila dalam diri orang ada
pendapat yang telah mendahului dan searah dengan yang disugestikan maka umumnya
orang akan mudah menerima pendapat tersebut
c.
Faktor identifikasi, adalah dorongan untuk menjadi identik (sama )
dengan orang lain. . Identifikasi adalah suatu istilah yang dikemukakan oleh
Freud, seorang tokoh dalam psikologi dalam, khususnya dalam psikoanalisis.
Contoh anak-anak belajar norma-norma sosial dari hasil identifikasinya terhadap
orang tua mereka. Di dalam identifikasi anak akan mengabil oper sikap-sikap
ataupun norma-norma dari orang tuanya yang dijadikan tempat identifikasi itu.
Dalam proses identifikasi ini seluruh norma-norma, cita-cita, sikap dan sebagainyadari
orang tua sedapat mungkin dijadikan norma-norma, sikap-sikap dan sebagainya itu
dari anak sendiri, dan anak menggunakan hal tersebut dalam perilaku sehari-hari.
d.
Faktor Simpati, merupakan
perasaan tertarik kepada orang lain. Oleh karena merupakan perasaan maka
timbulnya atas dasar emosi. Dalam simpati orang merasa tertarik pada orang lain
yang seakan-akan berlangsung dengan sendirinya, apa sebabnya tertarik sering
tidak dapat memberikan penjelasan lebih lanjut. Lawan dari simpati adalah
antipati yaitu merupakan penolakan atau bersifat negatif. Sedangkan empati
adalah kecenderungan untuk ikut merasakan segala sesuatu yang sedang dirasakan
orang lain (feeling with another person).
Norma yang berlaku dimasyarakat
Berikut ini norma-norma yang berlaku dalam masyarakat:
1.
Norma agama
Norma agama
adalah peraturan hidup manusia yang berisi perintah, larangan, dan anjuran yang
bersumber pada ajaran agama. Ganjaran pada orang yang melanggar norma agama ini
adalah hukuman diakhirat. Beberapa contoh norma agama:
·
Menjalankan ibadah
·
Tidak membuat kerusuhan dengan kedok agama
2.
Norma kesusilaan
Norma kesusilaan adalah peraturan hidup manusia yang
ditentukan berdasarkan hati nurani manusia. Tidak ada hukuman yang pasti
atas pelanggaran norma kesusilaan namun pelanggar biasanya akan tertekan karena
kesalahan yang diperbuat.
3. Norma kesopanan
Norma kesopanan adalah peraturan hidup yang timbul dari
pergaulan budaya manusia dalam masyrakat, yang diikuti oleh masyarakat tersebut
sebagai pedoman dalam pergaulan hidup sehari - hari. Tidak ada hukuman
yang pasti juga dalam pelanggaran norma kesopanan, namun dibeberapa Negara,
pelanggaran norma kesopanan bias diganjar dengan hukuman pidana seperti di
singapura
4. Norma hukum
Norma hukum adalah
seperangkat peraturan tentang tingkah laku manusia yang dibuat oleh
negara/penguasa dan lembaga resmi yang berwenang untuk mengatur hubungan antara
warganegara danegan warganegara dengan negara yang berisi perintah, larangan,
dan anjuran besifat mengatur dan memaksa serta memiliki sanksi yang tegas dan
nyata.
Kesimpulan
Dalam pelaksanaannya
interaksi sosial, manusia dihadapkan pada berbagai kondisi serta factor-faktor
yang berpengaruh dalam perjalanan hidup manusia. Faktor-faktor ini didukung
juga dengan keberadaan norma serta unsur interaksi sehingga pelaksanaanya bisa berjalan
selaras dengan kelangsungan hidup manusia selama dibumi. Tidak mungkin ada
orang yang bisa tidak melakukan interaksi sosial selama hidupnya bahkan
orang-orang yang disebut “anti sosial” saja tidak akan tahan tidak melakukan
interaksi sosial. Oleh karena itu, interaksi sosial sangatlah penting selama
manusia hidup.
source:
http://luthfiridhonifauzi.blogspot.com/
http://nadhirin.blogspot.com/2010/05/interaksi-sosial.html
http://pkn-jarbilcuy.blogspot.com/2013/04/norma-norma-yang-berlaku-di-masyarakat.html
source:
http://luthfiridhonifauzi.blogspot.com/
http://nadhirin.blogspot.com/2010/05/interaksi-sosial.html
http://pkn-jarbilcuy.blogspot.com/2013/04/norma-norma-yang-berlaku-di-masyarakat.html
0 comments:
Posting Komentar